Fenomena Nikah Kembar Ternyata Ada di Dunia Nyata,Kini Jadi Film Komedi Romantis Berjudul Jodoh 3 BujangNikah kembar menjadi fenomena yang terjadi di tradisiorang Bugis-Makassar.
Jakarta, 9 Juni 2025 — Menikah menjadi salah satu momen sakral bagi pasangan
yang telah menjalin komitmen serius dalam hubungan mereka. Namun, kerap kali
karena tuntutan adat dan tradisi serta memenuhi ekspektasi keluarga besar,
pernikahan tidak semudah seperti yang diucapkan. Ada dua keluarga yang
disatukan, ada syarat yang harus dipenuhi, yang tak jarang memakan nominal
rupiah fantastis!
Di Makassar, demi menyiasati fantastisnya biaya pernikahan, orangtua mempelai
calon pengantin kerap melakukan nikah kembar, yakni menikah bersama calon
pasangan pengantin yang lain dalam satu waktu demi menghemat biaya. Apa jadinya
jika kisah nikah kembar ini diangkat ke dalam film?
Jawabannya, ada di film komedi romantis terbaru persembahan Starvision dan
Rhaya Flicks berjudul Jodoh 3 Bujang. Sebuah film karya sutradara asal Makassar,
Arfan Sabran, yang mengikuti kisah tiga bujang bersaudara dalam menghadapi
dilema pernikahan kembar yang diminta oleh ayah mereka.
Film Jodoh 3 Bujang menceritakan tiga bujang bersaudara, Fadly (Jourdy Pranata),
Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong), yang diminta orangtuanya untuk
nikah kembar karena keterbatasan biaya dalam memenuhi tradisi. Namun, calon
Fadly tiba-tiba dijodohkan orang tuanya dengan pria yang lebih mapan. Fadly harus
menemukan jodoh penggantinya di waktu singkat yang tersisa, atau pernikahan
kembar mereka terancam batal!
Kisah yang ada di film tersebut, diangkat dari kisah nyata. Menurut penuturan sang
sutradara, yang juga menulis skenario bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab, sosok
tiga bujang tersebut memang ada. Awalnya, proyek ini bermula dari sebuah pitching
forum bernama Akatara pada 2019.
“Saat diminta di Akatara, kami membawa proyek dokumenter. Kami merekam
bagaimana karakter tiga bujang yang juga namanya sama seperti di film, Fadly, Kifly,
dan Ahmad dalam kenyataannya. Kemudian dari Starvision menawarkan untuk
membuatnya menjadi film Bioskop. Pak Chand Parwez memberi support untuk saya
menyutradarai film itu. Di film Jodoh 3 Bujang, di credit title nanti juga ada sosok
asli dari tiga bujang yang menginspirasi film ini,” kata penulis dan sutradara
film Jodoh 3 Bujang, Arfan Sabran.
Di film Jodoh 3 Bujang, Arfan mencoba membicarakan tragedi secara komedi. Uang
panai, yang menjadi salah satu syarat dalam pernikahan di adat dan tradisi
Bugis-Makassar, kini telah mengalami pergeseran.
“Di era flexing ini, uang panai kini bergeser maknanya. Nikah kembar menjadi solusi
tekanan ekonomi yang ada di Makassar. Semoga hasilnya bisa memuaskan semua
penonton dan menjadi kekayaan dari film nasional,” lanjut Arfan.
“Ini adalah sebuah cerita yang mengusik saya sejak 2019. Ini adalah kisah nyata.
Begitu melihat ceritanya, ini menarik sekali. Bukan saja karena nikah kembarnya
yang menarik. Tapi juga ada muatan esensial yang perlu dibawa ke sinema
Indonesia, bagaimana perjodohan dipertaruhkan sebagai nama baik keluarga, dan
mempertanyakan esensi jodoh pilihan sekali seumur hidup,” tutup produser film
Jodoh 3 Bujang Chand Parwez Servia.
Film “Jodoh 3 Bujang” akan tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025! Ikuti informasi
terbaru melalui akun Instagram resmi @jodohtigabujang dan @starvisionplus, juga
TikTok @StarvisionOfficial.
Tentang Starvision
Starvision adalah salah satu rumah produksi Indonesia yang sukses dengan berbagai
judul film populer dan telah menerima penghargaan bergengsi. Film-film seperti
Virgin (2005), Heart (2006) dan Get Married (2007) adalah judul yang meraih box
office tertinggi di bioskop Indonesia di tahun penayangannya.
Selain itu, karya Starvision kerap menjadi trendsetter dengan berbagai genre yang
meraih kesuksesan, seperti The Tarix Jabrix (2008), Perempuan Berkalung Sorban
dan Get Married 2 (2009), Laskar Pemimpi dan Kabayan Jadi Milyuner (2010),
Purple Love dan Hafalan Shalat Delisa (2011), Perahu Kertas (2012), Cinta
Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu (2014), Ngenest (2015), Koala Kumal
dan Cek Toko Sebelah (2016), Critical Eleven, Sweet 20 dan Susah Sinyal (2017),
Yowis Ben dan Milly & Mamet (2018), Yowis Ben 2, Ghost Writer, Dua Garis Biru
dan Imperfect (2019), Yowis Ben 3 dan Yowis Ben Finale (2021), Keramat 2 dan Cek
Toko Sebelah 2 (2022), Hati Suhita dan 172 Days (2023), Sinden Gaib, Dua Hati
Biru, The Architecture of Love (TAOL), Sekawan Limo, Rumah Dinas Bapak, Modal
Nekad (2024), juga Petaka Gunung Gede dan Komang (2025).
Tentang Rhaya Flicks
Sebuah perusahaan yang berdedikasi untuk film Indonesia. Konsisten mencurahkan
hati dan pikiran untuk pemasaran dan investasi film.
Komentar
Posting Komentar